Story 1: Pagiku yang Senggang
Senin, hari yang akan terasa begitu lama berakhir. Pagi ini aku mulai dengan ‘ke-isengan’ melihat blog-ku yang sudah lama tidak kusapa. Setelah posting 2 artikel tentang penerjemahan aku merasa blog-ku kurang menarik, tapi kalau aku tambah dengan ‘konten’ lain pastinya akan mengubah tujuanku membuat blog itu (bisa mampir ke learnfromlanguage.blogspot.com). Akhirnya aku putuskan untuk membuat blog ini. Tetapi … kembali lagi aku bingung, tulisan apa yang akan aku curahkan di blog ini. Dan akhirnya aku meminta bantuan temannku (Saras dan Azis), menanyai pendapat mereka.
Itulah balasan dari Saras ketika aku kebingungan untuk menuliskan
suatu cerita untuk ‘konten’ blog ini. Dan inilah tulisan pertamaku …
Minggu ini adalah minggu-minggu akhir penyelesaian tugas
‘terbesar’ sebagai guru, PENULISAN NILAI RAPOR. Setelah satu semester daring
yang telah dilalui baik siswa dan guru, saatnya semua siswa mendapatkan hak
mereka, yaitu nilai. Nilai yang diberikan diambil dari nilai tugas, ulangan
harian, PTS (Penilaian Tengah Semester), dan PAT (Penilaian Akhir Tahun). Ya,
semester ini adalah semester genap. Semester dimana siswa ditentukan akan naik
ke tingkat yang lebih tinggi atau hanya ‘jalan ditempat’ alias tidak naik
kelas.
Seperti yang tertulis diatas, semester ini masih dilalui dengan
sistem daring, imbas dari belum redanya pandemi COVID-19 yang masih melanda
tidak hanya sekolah kami tapi seluruh sekolah di Indonesia. Semester ini
menjadi pengalaman pertamaku sebagai guru baru yang akhirnya menyandang
predikat ‘linear’ dengan jurusan yang aku ambil. Sebelumya aku mengajar di
Sekolah Dasar, ketika mengajar disana pengalamanku tentang administrasi
keguruan belum begitu terasa. Setelah pindah ke Sekolah Menengah Kejuruan, aku
mendapatkan pengalaman yang lebih seperti mengajar jenjang yang lebih tinggi
dan juga menjadi wali kelas. Ini adalah pengalaman pertamaku menjadi wali kelas
dan langsung wali kelas 12 (tidak bermaksud sombong). Walaupun hanya menjadi
wali kelas pengganti tetapi aku sudah cukup bisa merasakan ‘drama’ per-wali-an
kelas hahaha.
Saat tersiar kabar kalau tahun ajaran baru akan dilakukan dengan
tatap muka, merupakan angin segar untuk aku sendiri. Rasanya sudah bosan sekali
melakukan pembelajaran daring, tidak bertemu dengan siswa-siswa yang pastinya
akan membawa ceritanya masing-masing. Akan tetapi, akhir-akhir ini lonjakan
kasus COVID-19 mulai meningkat lagi, dan angin segar ‘tatap muka’ sepertinya
akan urung dilakukan. Sebagai guru hanya bisa berharap pandemi ini segera
berlalu dan semua menjadi normal kembali.
Mungkin sekian dulu tulisan ke-random-anku di pagi hari ini. Aku
masih mencari ‘konten’ apa sebaiknya yang aku publikasikan. Have a nice day!
Cerita yang bagus
BalasHapus